Pencarian kapal selam wisata Titanic yang hilang terus dilakukan di Samudra Atlantik.

Pihak Penjaga Pantai Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka sedang melakukan segala upaya untuk mencari kapal selam yang hilang di lepas pantai timur Kanada dan Amerika Serikat saat sedang melakukan ekspedisi untuk mengunjungi reruntuhan Titanic.

British Broadcasting Corporation (BBC) pertama kali melaporkan pada hari Senin pagi bahwa operasi pencarian dan penyelamatan diluncurkan di lepas pantai Newfoundland, Kanada.

Laksamana Muda John Mauger, komandan Distrik Penjaga Pantai AS Pertama di Boston yang memimpin upaya pencarian, mengatakan pada hari Senin sore bahwa pihak berwenang diberitahu sehari sebelumnya bahwa kapal selam yang mengangkut lima orang itu melewati batas waktu yang ditentukan.

“Lokasi pencarian berada sekitar 900 mil [1.450 km] di timur Cape Cod dengan kedalaman air sekitar 13.000 kaki [3.900 meter]. Ini adalah daerah yang terpencil dan merupakan tantangan untuk melakukan pencarian di sana,” ujar Mauger kepada wartawan dalam konferensi pers.

Ia mengatakan bahwa Penjaga Pantai Kanada dan Angkatan Bersenjata Kanada juga terlibat dalam operasi tersebut. Kapal dan pesawat pencarian dan penyelamatan, serta pelampung sonar, digunakan bersama dengan alat lainnya, tambah Mauger.

“Pikiran pertama kami tertuju pada anggota kru dan keluarga mereka, jadi kami ingin memastikan bahwa kami telah melakukan segala yang kami bisa untuk menemukan anggota keluarga mereka dan membawa mereka pulang dengan selamat,” katanya.

OceanGate Expeditions, sebuah perusahaan berbasis di negara bagian Washington, Amerika Serikat, yang menggunakan kapal selam berawak untuk ekspedisi di lautan dalam, mengatakan dalam pernyataan kepada media pada hari Senin sebelumnya bahwa kapal mereka menjadi subjek operasi penyelamatan.

“Kami sepenuhnya fokus pada anggota kru di kapal selam dan keluarga mereka,” kata perusahaan tersebut.

OceanGate tidak menyebutkan berapa banyak orang yang ada di dalam kapal yang hilang tersebut, tetapi mengatakan bahwa mereka “sangat berterima kasih atas bantuan yang luas yang telah kami terima dari beberapa lembaga pemerintah dan perusahaan lautan dalam dalam upaya kami untuk menghubungi kapal selam tersebut kembali”.

David Concannon, seorang penasihat perusahaan, mengatakan bahwa OceanGate kehilangan kontak dengan kapal selam pada Minggu pagi. Ia mengatakan dalam email kepada Associated Press pada hari Senin sore bahwa kapal selam tersebut memiliki pasokan oksigen selama 96 jam.

“Sudah 32 jam sejak kapal selam meninggalkan permukaan,” kata Concannon, sambil menambahkan bahwa pihak berwenang sedang bekerja untuk mendapatkan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh yang dapat mencapai kedalaman 6.000 meter (sekitar 20.000 kaki) ke lokasi tersebut secepat mungkin.

Sementara itu, Action Aviation mengonfirmasi bahwa ketua perusahaan mereka, pengusaha Inggris Hamish Harding, adalah salah satu turis yang ada di dalam kapal selam tersebut. Direktur Manajemen perusahaan tersebut, Mark Butler, mengatakan kepada AP bahwa kru berangkat pada hari Jumat.

“Setiap upaya dilakukan untuk misi penyelamatan. Masih ada banyak waktu untuk memfasilitasi misi penyelamatan ini; ada peralatan di kapal untuk bertahan dalam kejadian ini,” ujar Butler. “Kami semua berharap dan berdoa agar dia kembali dengan selamat.”

Dalam unggahan di Instagram pada hari Sabtu, Harding mengatakan bahwa dia “bangga mengumumkan” bahwa dia akan ikut dalam ekspedisi tersebut.

“Karena musim dingin terburuk di Newfoundland dalam 40 tahun, misi ini kemungkinan akan menjadi misi berawak pertama dan satu-satunya ke Titanic pada tahun 2023. Jendela cuaca baru saja terbuka dan kami akan mencoba menyelam besok,” tulisnya.

Unggahan Harding menunjukkan adanya anggota kru lain yang mungkin berada di dalam kapal selam yang hilang tersebut: Paul Henry Nargeolet, seorang peneliti asal Prancis yang sebelumnya pernah melakukan pekerjaan di Titanic. “Tim di dalam kapal selam memiliki beberapa penjelajah legendaris, beberapa di antaranya telah melakukan lebih dari 30 penyelaman ke RMS Titanic sejak tahun 1980-an, termasuk PH Nargeolet,” tulis Harding.

Kelima anggota kru Ekspedisi tahun 2023 ini merupakan misi tahunan ketiga OceanGate untuk mengunjungi reruntuhan kapal Titanic, yang tenggelam pada tanggal 15 April 1912 setelah bertabrakan dengan gunung es dalam perjalanan perdananya dari Southampton, Inggris, ke New York City.

Reruntuhan kapal laut yang malang tersebut telah dieksplorasi secara ekstensif sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1985 sekitar 650 km (404 mil) di lepas pantai timur Kanada.

OceanGate terakhir kali mengumumkan ekspedisi tahun ini di Twitter pada hari Jumat, dengan mengatakan bahwa dua minggu terakhir telah sangat sibuk.

Beberapa hari sebelumnya, pada hari Rabu minggu lalu, mereka juga mengatakan di Twitter bahwa kru mereka mengandalkan jaringan satelit Starlink untuk komunikasi di tengah Samudra Atlantik.

“Setelah ekspedisi sukses ke reruntuhan pada tahun 2021 dan 2022, OceanGate Expeditions akan terus kembali setiap tahun untuk mendokumentasikan lebih lanjut tentang Titanic dan tingkat kerusakannya,” kata perusahaan tersebut di situs webnya.

Ekspedisi OceanGate, yang biayanya sebesar $250.000 per orang, dimulai di St. John’s, Newfoundland, sebelum menuju lokasi reruntuhan, sesuai dengan situs web perusahaan.

Untuk mengunjungi reruntuhan, penumpang naik ke dalam Titan, kapal selam berawak lima orang, yang membutuhkan sekitar dua jam untuk menyelam ke Titanic.

Dalam sebuah cuitan pada hari Senin sore, Penjaga Pantai AS mengatakan bahwa mereka sedang mencari kapal selam berukuran 6 meter (21 kaki) yang diluncurkan dari kapal penelitian Kanada yang dikenal sebagai Polar Prince.

“Kru lima orang menyelam pada Minggu pagi, dan kru Polar Prince kehilangan kontak dengan mereka sekitar 1 jam 45 menit setelah kapal selam melakukan penyelaman,” demikian dikatakan.