Pemerintah Jakarta menerapkan pendekatan tujuh langkah untuk mengendalikan kualitas udara
BIG PLAY 777 PLAY 777 SITUS SLOT
Pemerintah Provinsi Jakarta telah menerapkan tujuh langkah untuk mengendalikan polusi udara yang meningkat seiring dengan peningkatan mobilitas penduduk akhir-akhir ini.
Cuaca di Jakarta terasa berbeda dalam dua minggu terakhir tanpa udara pagi yang sejuk menyambut penduduk. https://slot.yadika.sch.id/BIGPLAY777/pemerintah-memperingatkan-adanya-kemungkinan-lebih-banyak-kasus-positif-covid-19-pada-orang-tanpa-gejala-otg/big-play-777-situs-slot-online-terpercaya
Sinar matahari tidak mampu menembus ke kota dan langit terlihat abu-abu, tanpa lapisan biru yang jelas atau awan.
Langit abu-abu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda hujan karena tidak ada gemuruh petir. Ini merupakan tanda tingkat asap yang melingkupi ibu kota dan kualitas udara saat ini.
Kualitas udara Jakarta secara periodik mengalami peningkatan konsentrasi polutan udara pada awal musim kemarau Mei-Agustus, yang biasanya menurun pada musim hujan September-Desember.
Penurunan kualitas udara selama musim kemarau telah tercatat dalam periode 2019 hingga 2023 berdasarkan tren konsentrasi PM2,5. PM atau Partikel Materi adalah partikel udara yang lebih kecil dari atau sama dengan 2,5 µm (mikrometer) dalam ukuran.
Rata-rata konsentrasi PM2,5 telah meningkat dari 29,75 mg/m3 pada bulan April menjadi 50,21 mg/m3 pada bulan Mei. Namun, konsentrasi ini masih lebih rendah dibandingkan Mei 2019 sebelum pandemi melanda, ketika tercatat sebesar 54,38 mg/m3.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, sumber polusi udara terbesar di kota ini adalah sektor industri dan transportasi. https://bigplay777.us
Sumber emisi dari suatu area mempengaruhi area lain karena pergerakan polutan dari satu lokasi ke lokasi lain akibat pola angin. Hal ini berpotensi memicu peningkatan polusi di lokasi lain.
Berdasarkan data dari DLH, ada tujuh jenis polusi atau polutan yang sedang diteliti di Jakarta.
Sumber polusi SO2 (dioksida belerang) terbesar adalah sektor industri, yang berkontribusi sebesar 61,96 persen atau 2,637 ton, kemudian pembangkit listrik yang menyumbang 25,16 persen atau 1,071 ton SO2, diikuti oleh sektor transportasi yang menambahkan 11,58 persen atau 493 ton SO2.
Sektor transportasi mendominasi dalam kontribusinya terhadap polutan NOx (oksida nitrogen), CO (karbon monoksida), PM10 (partikel materi), PM2,5 (partikel materi), BC (karbon hitam), dan senyawa organik mudah menguap non-metana (NMVOC).
Sektor transportasi menyumbang 72,4 persen atau 76.793 ton NOx, 96,36 persen atau 28.371 ton CO, 57,99 persen atau 5.113 ton PM10, 67,04 persen atau 5.257 ton polutan PM2,5, 84,48 persen atau 5.048 ton BC, dan 98,5 persen atau 19.936 ton NMVOC.
Selain sektor transportasi, kontributor terbesar CO di Jakarta adalah pembangkit listrik (1,76 persen atau 5.252 ton), diikuti oleh sektor industri (1,25 persen atau 3.738 ton), sektor perumahan (0,59 persen atau 1.774 ton), dan sektor komersial (0,03 persen atau 90 ton).
Kualitas udara Jakarta juga dipengaruhi oleh sumber emisi selama periode pasca pandemi COVID-19 karena peningkatan mobilitas masyarakat telah meningkatkan emisi.
Kualitas udara juga dipengaruhi oleh faktor meteorologi seperti curah hujan, kecepatan dan arah angin, serta kelembaban udara.
Hujan dapat membantu polutan yang mengapung di udara menguap; namun, kecepatan angin rendah di Jakarta menyebabkan stagnasi pergerakan udara, menyebabkan polutan udara mengumpul di beberapa titik.
Udara terperangkap juga dapat memicu produksi polutan udara lainnya, seperti ozon permukaan (O3), keberadaannya dapat ditentukan melalui penurunan visibilitas.
Pola arah angin permukaan menunjukkan pergerakan massa udara dari timur dan timur laut menuju Jakarta dan berdampak pada akumulasi konsentrasi PM2,5.
Terakhir, kelembaban tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan terbalik di dekat permukaan. Terbalik adalah lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara seiring dengan peningkatan tinggi lapisan.
Dampak lapisan terbalik ini menyebabkan PM2,5 di permukaan tetap terapung, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lainnya, yang mengakibatkan akumulasi konsentrasinya, yang dapat diukur dengan perangkat pemantauan.
Berita terkait: Dinas Lingkungan Hidup Jakarta akan memasang tiga pemantau kualitas udara Berita terkait: Jakarta mempromosikan penggunaan kendaraan listrik untuk mengendalikan polusi
Kontrol kualitas udara
Berdasarkan data IQAir, hingga pukul 12:05 siang waktu setempat pada hari Senin (12 Juni 2023), kualitas udara di Jakarta merupakan yang terburuk kedua di antara kota-kota di dunia dengan tingkat AQI 156 setelah Hanoi, Vietnam, yang mencatat tingkat AQI 157.
Sebagai respons, DLH mengambil tujuh langkah untuk mengatasi polusi udara di ibu kota, sebagaimana diuraikan dalam Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 mengenai pengendalian kualitas udara.
Langkah-langkah tersebut termasuk pembaruan dan pengujian emisi kendaraan umum dan pribadi, penerapan sistem pelat ganjil-genap, pemberlakuan tarif parkir, penetapan tarif kepadatan lalu lintas, pembatasan usia kendaraan yang diizinkan beroperasi di jalan, perubahan moda transportasi, dan perbaikan kenyamanan dan fasilitas pejalan kaki.
Langkah-langkah untuk mengatasi polutan industri dilakukan dengan mengendalikan sektor industri, melakukan penghijauan di fasilitas publik dan infrastruktur, serta beralih ke energi terbarukan.
Selain itu, telah dikeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun 2020 mengenai uji emisi gas buang kendaraan untuk mengontrol emisi dari kendaraan. Desain utama untuk pengendalian polusi udara telah disusun tahun lalu dan akan dimasukkan dalam Keputusan Gubernur tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan bahwa dinasnya juga bekerja sama dengan akademisi, praktisi, dan organisasi non-pemerintah terkait untuk menyusun tinjauan peraturan.
Pemerintah provinsi juga akan membuka lebih banyak ruang terbuka hijau (RTH) dan mendukung penggunaan kendaraan listrik di ibu kota sehingga polusi udara di wilayah tersebut, yang memiliki lebih dari 11 juta penduduk, dapat dikendalikan.
Selain itu, Dinas Kesehatan Jakarta juga terus mengoptimalkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan untuk mengurangi risiko penularan penyakit akibat udara yang tidak sehat di Jakarta.
Pelayanan kesehatan meliputi program promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan. BIG PLAY 777 PLAY 777 SITUS SLOT
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000
SLOT GACOR ONLINE DANA 1000